Kepercayaan civitas akademika Universitas Brawijaya (UB) terhadap kepemimpinan Prof Dr Yogi Sugito masih cukup tinggi. Itu dibuktikan dengan besarnya dukungan pemilih dalam babak penjaringan calon rektor (carek) UB periode 2010-2014 di kampus itu kemarin. Kemenangan Yogi ini sudah diprediksi beberapa kalangan dosen sebelumnya. Yogi yang masih menjabat Rektor UB periode 2007-2010 hingga bulan Juni itu mendapat dukungan mayoritas dari 1.948 pemilih. Ia menempati posisi teratas disusul Prof Dr Sutiman (883 suara), Prof Dr Pudjiharjo MS (42 suara), dan Prof Dr Woro Busono (34 suara). Empat carek itulah yang berhak maju dalam tahap pemilihan rektor di tingkat ke senat universitas. Sedang dua calon lain, yakni Prof Dr Arief Prajitno (33 suara) dan Prof Dr Abdul Juli Andi Gani (20 suara) sesuai tata tertib pemilihan, otomatis gagal ke babak pemilihan di tingkat senat. Prof Abdul Latief Abadi, ketua panitia pemilihan rektor UB, mengungkapkan, hasil penjaringan itu masih belum final. Artinya, siapa yang mendapat suara terbanyak belum otomatis mendapat rekomendasi dari senat universitas. Sebab, senat universitas pada Selasa (12/1) nanti hanya akan memilih tiga calon yang akan diserahkan ke Mendiknas RI M. Nuh. Senat pun tidak mempertimbangkan raihan suara penjaringan untuk memilih tiga calon. "Inilah mengapa kami tidak akan membuka berapa jumlah perolehan suara para calon," tandas Latif kemarin. Dari hasil penelusuran koran ini, di beberapa tempat pemungutan suara (TPS), nama Yogi menempati urutan teratas di semua fakultas. Di TPS gedung rektorat misalnya, Yogi meraih suara 60, disusul Sutiman 4 suara, Woro Busono 4 suara, dan Arief Prajitno 1 suara. Sedang dua calon lain, Andi Gani dan Pudjiharto tidak mendapat dukungan. Sementara, di Fakultas Ekonomi masih Yogi yang memimpin dengan raihan 51 suara, Pudjiharjo 34 suara, dan Sutiman 25 suara. Tiga calon lain semua tidak ada pemilih. Di Fakultas Teknik, raihan Yogi Sugito tak terkejar dengan 113 suara, Sutiman meraih 65 suara, Woro Busono 3 suara, dan Arief Prajitno 1 suara. Di fakultas asal Yogi mengajar, yakni Fakultas Pertanian, kemenangan Yogi mutlak. Ia mendapat 124 suara, disusul Sutiman 12 suara, dan Pudjiharjo 1 suara. Latief menjelaskan, pemilihan rektor UB ini sengaja dibuat seaman dan setenang mungkin. Adanya aturan merahasiakan jumlah suara, kata Latief, menjadi salah satu cara membuat pilrek aman. Pengalaman ketika ada pemilihan rektor di Institut Teknologi 10 November (ITS), Surabaya, beberapa tahun silam menjadi pengalaman tersendiri bagi panitia. Saat itu nama M. Nuh yang kini menjadi Mendiknas RI, didukung mayoritas dosen, karyawan, dan perwakilan mahasiswa saat penjaringan. Hasil perolehan suara saat penjaringan pun diumumkan sebelum diserahkan ke senat. Namun saat dibawa ke senat, nama M. Nuh justru tidak dipilih untuk dibawa ke Mendiknas. "Yang terjadi justru polemik internal kampus ITS. Belajar dari itu, kami tidak ingin terjadi di UB," jelas guru besar Fakultas Pertanian ini. Menurut Latief, secara umum tahap pertama pilrek kemarin cukup lancar. Karena partisipasi pemilih mencapai 70 persen. Jadi total pemilih sah ada sekitar 1.400 pemilih. Sementara Prof Dr Arief Prajitno mengaku cukup legawa meski gagal maju ke tahap pemilihan di tingkat senat. Karena proses pilrek telah berjalan demokratis. Apalagi kemenangan Yogi Sugito juga sangat wajar. Selama ini Yogi dinilai memang cukup bagus menjalankan kepemimpinan di UB. "Kemenangan Pak Yogi saya rasa sudah objektif. Pilrek juga berjalan baik, inilah cerminan demokrasi di UB," tandas Arief. (radar malang/ jawapos grup)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar