Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP-UB) tanam puluhan jenis buah di lahan percobaannya, Jatikerto, Rabu (13/1). Sejumlah dosen dan mahasiswa terlibat dalam penanaman di lahan yang terletak di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang ini. Disampaikan ketua panitia, Dr. Anton Muhibbudin, kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan dies natalies FP ke-49. Hal serupa dilakukan juga di Kecamatan Ngantang dan Kasembon dengan menanam puluhan bibit durian beberapa waktu silam. Sebanyak 130 pohon dari 30 jenis buah-buahan ditanam dalam kesempatan tersebut diantaranya jambu air, srikaya, durian, jeruk, jeruk nipis, mangga, cempedak, belimbing, dan delima putih. Berbagai bibit tersebut kemudian ditanam pada lubang yang telah disediakan sebelumnya. Disampaikan Pengelola Lahan Percobaan Jatikerto, Pamudji, bibit yang ditanam hari ini akan mulai berbuah sekitar tiga sampai lima tahun mendatang. Pemilihan jenis tanaman ini pun menurutnya telah disesuaikan dengan jenis tanah, kondisi lingkungan serta pangsa pasar yang ada.
Lahan Percobaan
Jatikerto merupakan salah satu dari tiga lahan percobaan milik Fakultas Pertanian selain Ngijo dan Cangar. Aneka jenis tanaman ditanam di lahan seluas 17.7 hektar ini diantaranya singkong, kelapa dan jarak pagar. Selain itu, ditanam juga aneka komoditas perkebunan seperti kopi, kakao, karet serta sengon laut. Ditambahkannya, dari seluruh komoditas tersebut, selama ini singkong yang ditanam diatas lahan seluas dua hektar, telah dapat dikomersialkan dengan pendapatan mencapai 25 juta/tahun. "Pendapatan ini kemudian dipergunakan untuk mengelola lahan dengan otonomi yang kami miliki", kata dia.
Diwawancarai disela-sela acara, Pembantu Dekan I Bidang Akademik FP-UB, Dr. Didik Suprayogo, menyampaikan bahwa pihaknya memiliki visi khusus dalam mengelola ketiga lahan percobaannya ini. Jatikerto misalnya, ingin dikelola khusus untuk tanaman energi, buah-buahan, agroforestri subtropis serta koleksi plasma nutfah. Sementara itu, Ngijo akan dijadikan pusat penelitian tanaman padi dan cangar akan dijadikan pusat pertanian organik serta pembibitan tanaman hortikultura. Dengan aktivitas yang telah dijalaninya selama lebih dari 17 tahun, Pamudji menyampaikan berbagai kendala yang dihadapinya. Diantaranya adalah permasalahan air karena lahannya termasuk berjenis tadah hujan disamping pengaturan terasering untuk lahan yang terjal. Sebagai lahan percobaan, Pamudji juga mengeluhkan terbatasnya sarana dan prasarana riset untuk mahasiswa. [nok]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar