Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena 60% kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia. Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai dari daging, biji, hingga tempurung pala dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, minuman maupun kosmetika.
Tanaman yang berasal dari pulau Banda ini dapat berumur panjang lebih dari 100 tahun. Tanaman ini sudah menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan sudah sampai di Grenada, Amerika Tengah, Asia dan Afrika. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, NAD, Jawa Barat dan Papua.
Panen buah pala dapat dipetik langsung dari pohon bila sudah matang petik, dan dapat dipungut dari buah yang sudah berjatuhan. Apabila untuk penyulingan, biji pala dipanen waktu buahnya masih muda, yaitu, umur sekitar lima bulan karena kadar minyak atsiri-nya masih tinggi. Selanjutnya fuli (daging) dilepas dari bijinya kemudian dihamparkan pada alas yang bersih lalu dijemur sampai kadar airnya tinggal 10-12%. Penjemuran ini membutuhkan waktu 2-3 hari.
Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu 80%, namun baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan, sebagian besar dibuang sebagai limbah pertanian. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan, antara lain, manisan pala, sirup pala, selai, dan dodol. Disamping produk-produk tersebut, daging buah pala dapat diolah menjadi sari buah pala, minuman instan pala, jeli pala, anggur pala, asam cuka, permen gelatin, dan hard candy.
Secara detail tentang proses pembuatan produk olahan buah/biji pala dapat diunggah disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar