Tingginya investasi awal dalam membangun rumah plastik pada suatu usahatani tanaman hias cukup tinggi, mendorong Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Cipanas merancang beberapa alternatif pilihan rumah plastik. Rancangan rumah plastik tersebut telah memperhatikan persyaratan dari segi arsitektur dan keperluan tanaman, serta harga yang terjangkau.
Bangunan rumah plastik dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu, i) Berdiri Sendiri, dimana setiap bangunan didirikan terpisah satu dengan lainnya, dan ii) Tumbuh, dimana setiap bangunan ataupun ruangan yang baru dibangun saling berdempetan dengan talang air diantara keduanya. Selain itu, ada pula yang mengelompokan rumah plastik ke dalam umur, yaitu, i) 5 tahun, ii) 10 tahun, dan iii) lebih dari 15 tahun.
Dari bentuk atap, rumah plastik terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain, i) Bersudut (Tipe A atau Gable); ii) Melengkung atau busur; iii) Miring (1/2 Kap); iv) Atap bersudut bertemu ditengah dengan sudut pinggir 300 dan 150 derajat; v) Balbo, dimana dua atap menggunakan pipa melengkung, atap yang satu dengan yang lain dibiarkan menganga untuk ventilasi; vi) Tipe busur dengan ventilasi di atas; dan vii) Tipe A dengan ventilasi di atas. Untuk tipe bangunan Rumah Plastik Tumbuh, pada sisi kiri dan kanannya sudah disediakan bahan untuk sambungan ke bangunan lainnya yang akan dibangun. Demikian juga yang melengkung atau yang bersudut 300o dan 150o. Sambungan antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lain didisain untuk talang air.
Untuk ukuran (dimensi) rumah plastik disesuaikan dengan keperluan sistem budidaya komoditasnya dan ukuran bahan yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh, untuk budidaya krisan bunga potong, umumnya lebar bangunan kelipatan dari 6,4 meter dan panjangnya sesuai dengan tersedianya lahan. Hal ini dihubungkan dengan lebar dan jarak antar bedengan. Bahan yang tersedia di pasar ukurannya sudah tertentu, agar tidak banyak terbuang maka ukuran perlu disesuaikan. Tinggi Rumah Plastik biasanya yang terendah untuk sisi atapnya, yaitu 2 s.d. 4 meter.
Beberapa pertimbangan untuk menentukan arah (orientasi) Rumah Plastik, antara lain, kontur/kemiringan lahan, arah angin yang prevalen, dan arah datangnya cahaya matahari. Arah barat-timur, untuk daerah tropis mungkin merupakan yang terbaik. Lubang ventilasi yang hanya satu sisi di atap sebaiknya didesain membelakangi arah datangnya angin kencang.
Bahan untuk penutup rumah plastik terdiri dari dua jenis, yaitu, yang kaku dan lembaran. Penutup yang kaku terdiri atas polikarbonat (PC), polivinil klorida (PVC), akrilik dan fiberglass. Adapun yang berjenis lembaran umumnya PVC, PE dan PC. Namun di Indonesia yang lumrah digunakan adalah PE dengan ketebalan 200-300 mikron.
Agar lebih tahan lama, pada bahan PE tersebut ditambahkan UV Stabiliser yang beragam jenisnya, mulai dari 6%, 12%, hingga 14%. Makin tinggi persentasenya, makin awet umurnya, tetapi harganya pun makin mahal. Plastik PE juga umumnya berwarna, tetapi, yang berwarna hijau dianggap lebih awet dari yang berwarna putih bening dan kuning. Untuk dataran rendah, ada sejenis plastik PE yang ditambahkan bahan untuk memblokir sinar infra merah, sehingga udara di dalam rumah plastik tidak menjadi lebih panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar