

Penguatan keberadaan pusat kajian di perguruan tinggi merupakan pesan khusus Presiden Republik Indonesia kepada Mendiknas. Hal ini, menurutnya dilatarbelakangi sedikitnya jumlah pemikir yang independen dan tidak terkooptasi politik praktis, yang mampu memberikan pandangan besar kepada bangsa. "Hampir seluruh pusat studi non-perguruan tinggi merupakan sayap partai politik sehingga mereka lebih banyak memuat kepentingan partai politik", ujar Menteri. Mensitir pernyataan Presiden Yudhoyono, ia pun berucap "Tolong dikembangkan pusat-pusat kajian di perguruan tinggi, karena pada umumnya perguruan tinggi memiliki umur lebih panjang dan lebih istiqomah daripada partai politik". Catatan lain yang juga disampaikan Menteri kepada Rektor terlantik adalah perlunya memberi kesempatan lebih besar kepada putera/puteri terbaik bangsa untuk masuk ke UB, terutama bagi mereka yang kemampuan akademiknya bagus tetapi tidak diimbangi kemampuan ekonomi. Pesan ini, diyakini Mendiknas akan ditunaikan oleh UB yang masih memegang erat nilai-nilai kerakyatan dan kebangsaan.

Rekor MURI
Disela-sela acara tasyakuran yang digelar di gedung Samantha Krida usai pelantikan, Rektor UB Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito menerima anugerah pemecahan rekor oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Perwakilan MURI yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah Paulus Pangka. Penghargaan yang disampaikan langsung oleh Mendiknas tersebut merupakan pemecahan rekor atas perstasi Rektor Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito yang Menjabat Terus Menerus Secara Berjenjang Mulai Ketua Program Diploma Hingga Rektor Melalui Pemilihan di Perguruan Tinggi Negeri. Secara berturut-turut mulai tahun 1984-2014, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito tercatat selalu menjabat selama dua periode untuk jabatan Ketua Program Diploma Perkebunan Fakultas Pertanian, Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian, Dekan Fakultas Pertanian, Pembantu Rektor I Bidang Akademik serta Rektor UB. [diunduh dari www.ub.ac.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar